The Power Of Content, How To Go From Hobby To Full Time Blogger

Narablog atau bloger menjadi profesi baru yang menarik sejak banyak bloger penuh waktu menyatakan bisa menghasilkan uang dari blog. Menggiurkan. Namun perjuangan untuk menjadi narablog penuh waktu itu ternyata berat Komandaaan!

Berkenaan dengan hal tersebut, Sabtu, 13 Mei 2017, Saya ikut event “The Power of Content” yang diselenggarakan oleh Indonesian Female Blogger (IFB). Narasumber acara ini adalah Teh Ani Berta, seorang narablog pendiri Indonesia Social Bloggerpreneur (ISB) sekaligus kolaborator berbagai organisasi dan brand berskala regional dan internasional. Disana Teh Ani cerita blak-blakan tentang bagaimana perjalanannya sebagai bloger yang bermula dari hobi hingga menjadi pekerjaan dan penghidupannya. Saya yang awalnya sudah tahu jika menjadi bloger itu berat, menjadi semakin sadar jika menjadi bloger penuh waktu itu berat BANGET.

Sharing dari Teh Ani tersebut saya rangkum dalam artikel ini.

Yonna Kairupan, Founder IFB Membuka Event
Yonna Kairupan, Founder IFB Membuka Event

1 . Uang Bukan Utama

Selama event berlangsung, beberapa kali Teh Ani menekankan bahwa motivasi utama ngeblog jangan hanya tentang uang. Pastikan kita juga memiliki motivasi untuk berbagi infomasi yang bermanfaat. Rejeki akan mengiringi.

“Terdengar klise ya? Tapi kan ini ada bukti nyata, hidup lagi, namanya Teh Ani Berta.”

Teh Ani bercerita bahwa awal dia ngeblog adalah di tahun 2008, murni karena passion, karena suka menulis. Selain karena suka, beliau juga sukarela menulis karena melihat peluang untuk ikut memberdayakan perempuan. Hal yang juga menjadi concern-nya. Karya dari rasa suka dan kerelaannya tersebutlah yang akhirnya membuka peluang bagi organisasi dan brand berskala internasional mengenal Teh Ani.

“Lalu apa yang harus dilakukan apabila ada peluang dari brand untuk berkolaborasi?”

Tips untuk newbie dari Teh Ani adalah jangan langsung keburu napsu menyodorkan ratecard. Keuntungan dari tidak langsung memberikan ratecard adalah memberi kesempatan kepada brand untuk mendekati bloger. Jadi, jalinlah komunikasi yang baik. Jadikan pekerjaan mula-mula tersebut sebagai portofolio. Kerjakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh.

“Siap, Teh, noted!”

“Lalu bagaimana jika brand yang duluan menanyakan ratecard?”

1) Sebelum menentukan harga kepada brand, evaluasi dulu diri sendiri. Kita harus mengukur kekuatan diri (PV, engagement socmed, cloudscore, dll), serta lihat juga kesesuaian dengan branding blog kita. 2) Perhatikan juga tanggung jawab/ pekerjaan  yang ditawarkan vs effort yang harus dilakukan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

Ketika kita sebagai bloger telah memahami nilai tambah apa yang bisa kita berikan untuk membantu brand, saat itulah kita memiliki nilai jual dan nilai tawar terhadap pekerjaan yang diberikan.

2 . Konsistensi Itu Penting

Teh Ani konsisten menulis dan konsisten sharing link tulisan ke media sosial. Terdengar biasa ya? Tapi kalau temen-temen ulik-ulik lagi blog Teh Ani pasti temen-temen akan bilang jika standar konsistensinya Teh Ani itu we o we, WOW.

Berikut standar konsistensi ala Teh Ani Berta hasil kekepoan saya #TimPencariFakta: total postingan Teh Ani di blog www.anny.blogdetik.com adalah sekitar 560 tulisan. Kemudian di blog www.kompasiana.com/brainy Teh Ani menulis sebanyak 239 artikel. Di blog www.duniaspasi.blogspot.co.id Teh Ani punya 243 postingan. Dan di blognya yang terakhir, www.aniberta.com, punya 75 postingan. Jadi kalau ditotal ada 1.116 tulisan di seluruh blog pribadinya.

Dan itu hanya di blog pribadi ya, belum yang sebagai content writer di Serempak, dll. Itulah standar konsisten ala Teh Ani. Kita-kita yang selama sudah bangga bisa rajin posting seminggu CUMA sekali mohon kencangkan ikat kepala. Itu belum seberapa, Kapten!

teh ani berta
Teh Ani Berta Memberikan Materi

3 . Konten Adalah Kunci

Poin ini adalah poin puncak yang menjadi main course dari event meet up ini: “The Power of Content”. Dalam membuat konten, seorang narablog harus memerhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a. Bentuk konten

Blogger lebih cocok menggunakan bentuk features stories dalam postingannya. Tulisan demikian yang membedakan bloger dengan wartawan yang tulisannya cenderung hard news atau berita. Untuk dapat membuat membuat tulisan berbentuk features stories, selain mengungkapkan 5W dan 1 H dari suatu bahasan, bloger juga harus 1) menentukan sudut pandang, 2) mengerucutkan tema, 3) menuangkan cerita yang tertangkap, 4) memasukkan opini pribadi dan 5) menyisipkan pengalaman pribadi.

Agar tidak terjebak dengan tulisan hard news, Teh Ani berpesan agar jangan terpaku dengan press release. Gunakan press release hanya sebatas acuan untuk penulisan nama dan gelar narasumber acara, sejarah brand atau intisari acara. Dengan demikian bloger akan lebih leluasa untuk menulis dengan gaya bahasanya atau dengan kata lain “mengawinkan” tulisan dengan diri sang penulis.

b . Aktualitas Konten

Untuk dapat membuat konten yang aktual seorang bloger harus menuangkan narasinya berdasarkan 1) interview, 2) observasi serta 3) self experience. Setelah melakukan ketiga hal tersebut bloger pun tetap harus melakukan riset untuk verifikasi data atas informasi yang ditulis dan agar tulisannya memiliki kedalaman. Panjang tulisan tidak terlalu penting namun yang penting pesannya tersampaikan dengan benar.

Selain itu,agar kontennya aktual, bloger juga harus memperhatikan timing saat mem-publish tulisannya. Pesan Teh Ani, jika tulisan berkaitan dengan suatu penyelenggaraan event, pastikan agar tulisan di-publish dalam dua hari. Maksimal dua hari. Perjuangan banget ya, tulisan harus mendalam dan benar, tapi juga harus cepat. Fyuuuhhh….

c . Media Penyampaian Konten

Secara implisit, Teh Ani juga menceritakan peluang yang dimiliki bloger dibandingkan dengan influencer lain. Peluang tersebut adalah tentang media penyampaian konten. Seorang Selebtweet memiliki keterbatasan untuk menyampaikan kontennya dalam 130 karakter. Selebgram lebih fokus pada gambar dan caption yang terbatas, videopun terbatas durasinya. Sementara bloger, bloger bisa “multitasking” kan, boleh menyisipkan foto, membuat infografis, memuat video, dan tentu saja tulisan dengan jumlah kata yang tak terbatas.

Namun peluang tersebut pun harus diikuti dengan tanggung jawab dan etika. Teh Ani memberikan tips agar bloger menggunakan foto hasil buatannya sendiri karena hal tersebut akan memberikan nilai tambah tersendiri. Teh Ani juga menghimbau agar apabila bloger terpaksa menggunakan foto milik bloger lain, harus memberikan credit berupa link web pemilik foto tersebut.

Dari ketiga poin di atas yang paling berat buat saya adalah poin konsistensi dan media penyampaian konten. Harus tambah disiplin dan juga upgrading skill lagi. Semangaaaat!!!

the power of content all participantPemilik Foto: Maria Amanda Alethea

Nah, untuk teman-teman yang sudah mahfum dengan ketiga hal di atas, dan berencana untuk menjadi bloger penuh waktu, berikut adalah pengalaman Teh Ani menjelang resign dari pekerjaannya sebelumnya dan menjadi narablog penuh waktu. Poin ini sebenarnya adalah hasil pertanyaan-pertanyaan colongan, namun saya rasa bermanfaat sekali sebagai wawasan.

Persiapan Akhir Menjadi Full Time Blogger

Setelah ngeblog dari tahun 2008, pada tahun 2013 Teh Ani memutuskan untuk resign dari pekerjaannya setelah satu tahun secara khusus mempersiapkan diri. Yang Teh Ani lakukan:

1 . Menabung dan Investasi

Menabung dan investasi adalah sesuatu yang harus dilakukan bahkan walaupun kita tidak berencana untuk resign. Nah, khusus untuk poin ini, saya bertanya pada Teh Ani berapa banyak tabungan jaga-jaga yang dia persiapkan sebelum resign. Hehehe, pertanyaan sesama lulusan akuntansi nih. Jawabannya juga keuangan banget. :P Teh Ani menjawab bahwa saat resign, Teh Ani telah menabung sebanyak 24 kali jumlah biaya hidupnya sebulan. Jadi selama setahun menjelang resign, Teh Ani tiap bulannya menabung sebanyak 2 kali besaran biaya hidupnya.

Tentu jumlah ini akan bisa disesuai dengan kondisi masing-masing ya. Misalnya teman-teman masih memiliki tanggungan, atau membiayai keluarga besar, tentu perhitungannya dapat berbeda.

2 . Melakukan Networking

Networking dalam hal ini adalah membangun jaringan pertemanan. Bisa dengan brand, organisasi terkait, agency maupun dengan rekan sesama bloger. Tips dari Teh Ani adalah dengan membangun portofolio yang baik, bloger juga dapat membangun networking dengan menjadi voluntary content writer. Tips paling praktis yang bisa kita tiru adalah dengan membuat kartu nama dan bergaul saat mengikuti event. Untuk bisa bergaul dengan maksimal, Teh Ani berpesan agar bloger datang tepat waktu dan juga jangan hanya fokus pada gadgetnya sendiri saat event berlangsung.

the power of content blogger
Beautiful Ladies dari Komunitas Bloger IFB dan ISB

3 . Mencari Peluang

Langkah lain yang Teh Ani lakukan adalah mencari peluang job, yaitu melalui jobseeker maupun event-event lomba. Namun kembali lagi, peluang sebenarnya diciptakan oleh konten bloger sendiri. Ketika konten seorang bloger bagus, niscaya peluang akan mampir padanya. Teh Ani juga berpesan agar jangan buru-buru memutuskan untuk resign, jalani saja keduanya dengan maksimal sambil mencari peluang ke depannya.

Demikian ilmu yang saya dapat dari event “The Power of Content” bersama Ani Berta yang diselenggarakan oleh Indonesian Female Blogger. Sangat bersyukur bisa mengikuti acara ini, menikmati tempat yang nyaman di Kanawa Coffee and Munch, ketemu teman-teman bloger dari komunitas IFB dan ISB, mendapat ilmu dari Teh Ani Berta juga sharing dari Bunda Yonna Kairupan, Amanda dan Reiny. Bersyukur juga bisa ikut berbagi pengalaman dan berdiskusi. Pokoknya kalau ada event seperti ini lagi dari Indonesian Female Blogger saya mau daftaaaaaaarrrr!!!!!

Semoga artikel kali ini bermanfaat ya :) Please feel free to share jika temen-temen merasa artikel ini juga akan bermanfaat untuk rekan-rekan yang lain. Salam sayang!

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Hamu dan Biji Bunga Matahari, Literasi Keuangan Anak

Review Shampo Zwitsal Natural, Shampo Bebas SLS dan Paraben yang Super Affordable

Review dan Pricelist/ Harga Mom n Jo Bintaro