Tubuh dan Pikiran yang Jernih (Sejernih Pristine 8+)
“Hei jangan dorong-dorong dong!”
“Apaan si Buk, siapa juga yang mau dorong Ibu…. belakang saya ini”
Pemandangan Ibu-ibu berantem di Transjakarta atau Commuter Line sudah lazim saya temui. Saya pun pernah kena damprat, perkara saya tidak sengaja nyenggol punggung penumpang lain. Mau ngeladenin lelah, nggak diladeni kok dongkol ya…. Hehehe….
Yah, risiko perempuan bekerja di tengah kota namun tinggal di pinggiran memang rentan emosi. Dan saat jam pulang kerja, pasti bertemu juga dengan pekerja lain yang lelah secara fisik dan juga pikiran. Alhasil mudah sekali tersulut pertengkaran.
Energi negatif yang mudah sekali menular.
Saya masih ingat nasihat seorang rekan penganut live balance, tentang hal-hal yang membantunya menjaga tubuh tetap bugar dan pikiran tetap jernih walaupun dalam kondisi emosi:
- Atur napas
- Duduk
- Minum segelas air
- Basuh wajah.
Kalau sedang di kendaraan umum memang sulit mempraktikkan keempat-empatnya ya, paling hanya bisa mengatur napas saja, sambil ngelus dada. Namun kalau di rumah efektif sekali loh mempraktikkan semuanya.
Awalnya memang saya sedikit meremehkan nasihat di atas. Namun setelah merasakan manfaatnya sendiri, saya jadi senang mempraktikkannya. Tidak hanya saat sedang emosi melainkan juga saat saya sedang ingin menyiapkan diri menghadapi sesuatu yang membutuhkan stamina fisik dan kejernihan pikiran secara seimbang.
Mengahadapi anak-anak adalah salah satunya. Walaupun Gayatri termasuk anak yang tenang dan mudah bekerjasama, namun gap bahasa bayi (Gayatri usia 20 bulan sudah bisa bicara dan kode-kode namun belum lancar) dan bahasa orang dewasa di antara kami kadang membuat kami sama-sama frustasi. Untuk itu, sebagai orang yang lebih dewasa, saya merasa lebih bertanggung jawab untuk dapat berpikir jernih dan mencoba menjadi pihak yang berusaha memahaminya terlebih dahulu.
Oleh karena itu, sebelum menjemput Gayatri di daycare, saat turun ojek dan menuju pintu, saya sempatkan untuk mengatur napas. Duduk sejenak di teras dan minum air (itulah sebabnya saya selalu bawa bekal air minum). Kalau perjalanan melelahkan sekali, kadang saya sempatkan mandi dulu di kosan baru kemudian jemput.
Hal tersebut seolah mampu membuat pikiran saya yang awalnya ruwet karena masalah pekerjaan dan jalanan ibu kota menjadi fresh kembali. Fungsinya seperti saklar on off. Pikiran ruwet off, pikiran jernih on.
Saya siap menyambut Gayatri sebagai ibunya sepenuhnya, walau kadang masih mengenakan seragam kerja, hehehe…. Ibu bekerja pun harus tetap hidup seimbang bukan?
Sudah bukan rahasia umum kalau air pun adalah media healing bagi tubuh kita, mengingat air sendiri adalah komponen utama tubuh sebesar 60-65%. Tak hanya mampu menyegarkan pikiran, namun juga terutama menyegarkan tubuh jasmani kita. Mendorong metabolisme, melancarkan pencernaan, membantu kerja ginjal, menjadi bagian dalam plasma darah, dan masih banyak lagi peran air dalam tubuh kita.
Sepenting itu air, hingga namanya sudah muncul di pelajaran sejak sekolah dasar. Hayoooo, siapa yang ingat pelajaran IPA jaman SD tentang syarat air yang baik untuk dikonsumsi tubuh????
Iya betul. Tak semua air punya manfaat yang baik bagi tubuh. Yang memiliki manfaat adalah air yang bersih, secara umum dicirikan dengan tanda tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Atau dengan kata lain jernih dan netral.
Hal itulah yang membuat saya tidak ragu mencoba Pristine 8+. Karena Pristine 8+ tidak mengandung suplemen tambahan, bahan pengawet ataupun pemanis. Jadi Pristine 8+ benar-benar air alami dan murni.
Sesuai dengan namanya Pristine yang artinya adalah jernih.
Air kemasan ini berasal dari sumber mata air terbaik yaitu berasal dari Pegunungan Gede Pangrango dimana sebelumnya dilakukan uji kualitas. Berbeda dengan pengolahan air alkali lainnya, pengolahan Pristine 8+ dengan teknologi Nihon Trim menjaga agar kadar pH baik untuk tubuh yaitu pH 8,3 – 8,5 (tidak ekstrim dan mudah diterima tubuh).
Saya yakin kalau hampir sebagian orang dewasa mengetahui pentingnya minum air putih secara cukup. Tapi, karena kesibukan kadang saya sendiri pun sering kelupaan minum air di tengah aktivitas sehari-hari.
Botol minum adalah koentji! Seperti saya sebutkan di atas saya simpan botol minum di tas. Selain itu saya juga simpan di kantor (satu tumbler, dan satu pitcher) serta di kamar (dia botol untuk saya dan Gayatri). Kalau sedang banyak kerjaan, kadang saya siapkan dua botol tersebut untuk saya sendiri di dekat laptop. Seperti foto di atas, satu botol Pristine 8+ ukuran 600ml dan satu botol 400ml. Biar tidak lupa minum. Hehehe….
Produk Pristine 8+ mudah ditemui di minimarket. Dulu saya pertama tertarik karena botolnya yang langsing, hehehe. Selain ukuran 400 ml dan 600 ml. Ada juga yang ukuran galon.
Begitu pentingnya air bagi kejernihan tubuh dan pikiran kita, yuk mari memperhatikan asupan air minum kita!
Komentar
Posting Komentar