Selamat hari anak!
Saat hari anak, yang kerap menjadi pembahasan adalah hak anak untuk memperoleh pendidikan. Dan juga hak anak untuk bermain dan mendapatkan hiburan. Kalau terkait pendidikan tentu sudah jelas ya. Yang sering abu-abu wilayahnya adalah hak bermain dan mendapatkan hiburan.
Terkait dengan hal tersebut, yang kerap menjadi bahan diskusi antara saya dan suami, adalah tentang berapa lama Gayatri (usia dua tahun) boleh menonton layar (televisi ataupun gadget) dan bagaimana kami memaksimalkan manfaat edukasi dan hiburannya di samping mengurangi efek negatifnya pada tumbuh kembang anak.
Ya, selama ini kami memang cukup selektif dan juga ketat menerapkan peraturan screen time di keluarga. Hal ini karena kami memegang beberapa prinsip penting demi kesehatan dan perkembangan fisik serta psikologis anak. Hal-hal tersebut adalah pentingnya 1) movement, 2) sentuhan serta adanya 3) koneksi dengan manusia lain.
Kekawatiran kami yang utama adalah, karena begitu menariknya gadget membuat anak terbius dan lupa bermain, dan kami sebagai orang tua pun terlena.
Manfaat Screen Time
Namun tak bisa dipungkiri kami juga merasakan manfaat adanya tayangan aman yang bisa jadi metode belajar seru bagi keluarga.
1 . Suasana ceria.
Contohnya: saya menggunakan video/ lagu-lagu untuk bersama-sama senam dan menari bersama Gayatri. Ada yang namanya senam ceria, dimana ada gerakan menirukan bebek dan juga pesawat terbang. Ada bagian lagu yang liriknya, “bebek yang berenang bunyinya wek wek, bebek yang berjalan geraknya megal-megol.” Ya pada bagian tersbut saya betulan manyun-manyun seperti bebek dan berjalan megal-megol.
Suara musik yang ceria, memotivasi anak untuk semangat bergerak. Emak Bapaknya juga jadi ga canggung, hihihi…. Saat saya joget-joget tentu Gayatri happy banget dan juga ikut-ikutan bergerak demikian. Nggak hanya dapat movementnya kan, bonding dan koneksi antara anak dan orang tua juga dapet.
Momen tayangan televisi membantu “mencairkan” suasana, juga pernah terjadi di rumah Mbah Akung. Pernah suatu kali, karena Gayatri lama tak berjumpa, Gayatri jadi takut mendekat Mbah Akung. Mulai lumer, karena Mbah Akung menyetel channel anak-anak yang ada Mickey Mousenya. Yah, ada untungnya juga ya Mbah Akung punya tv berlangganan MNC Vision. Hihihi….
2 . Referensi orang tua.
Kemudian saat saya pernah kebingungan, mau memberikan contoh bagaimana beberapa hewan spesifik bersuara, saya pun merasa tertolong karena ada video suara hewan. Hehehe…. Jadi buat referensi juga untuk saya bagaimana suara keledai, atau bagaimana suara kalkun. Kalau suara anjing atau sapi mah, saya udah khatam, hihihi….
Dua contoh di atas adalah bagaimana kami mencoba menerjemahkan screen time terbatas yang lebih bermanfaat bagi Gayatri yang memenuhi ketiga prinsip penting; 1) movement, 2) sentuhan serta adanya 3) koneksi dengan manusia lain, sebagaimana saya sebut sebelumnya.
3 . Sarana bimbingan belajar.
Untuk anak usia sekolah, saya malah pernah dengar kalau ada juga channel di MNC Vision yang bisa jadi channel bimbingan belajar gitu, untuk anak-anak usia 4 s.d. 6 SD. Besmart namanya. Ada juga channel untuk belajar bahasa Inggris dan juga belajar bahasa Mandarin.
Sebagai orang tua, kita pun harus update dengan fasilitas seperti ini ya….
Tips Menyeimbangkan Screen Time dan Play Time
1 . Batasan waktu.
Menuju semakin bertambah usia Gayatri, sebagaimana juga anjuran oleh American Academy of Pediatric, batasan screen time sudah boleh melonggar; maksimal 1 jam sehari untuk anak usia 2 – 5 tahun. Yang mana orang tua juga harus memilih mana tayangan yang aman untuk anak, tayangan berkualitas dan fitur terbaik untuk anak.
Tidak meletakkan televisi di ruang bermain anak dan kamar tidur anak, adalah salah satu langkah yang bisa diambil untuk mempermudah membatasi screen time anak. Soalnya kalau ditaruh di dua tempat yang sering ditempati anak tersebut, godaan untuk menyetelnya akan semakin besar.
2 . Batasan konten.
Jadi bukan masalah waktunya saja yang dibatasi, melainkan juga konten tayangan yang dikonsumsi anak.
Untuk anak-anak yang masih krucil-krucil seperti Gayatri pembatasan konten ini relatif mudah ya. Kita sebagai orang tualah yang menjadi “saringan” yang harus selalu mendampingi mereka saat menonton televisi.
Saat anak beranjak besar, pembatasan ini mungkin menjadi lebih menantang. Karena bocah sudah bisa memilih sendiri channel yang ingin mereka tonton. Kalau berlangganan MNC Vision, jangan lupa manfaatkan fitur parental lock. Dengan fitur ini orang tua dapat mengontrol dan membatasi channel-channel apa saja yang dapat ditonton oleh anak-anak.
3 . Mix dengan kegiatan fisik (sensorik/ motorik)
Tayangan beberapa channel bermutu seperti BBC Earth, Animal Planet, Discovery, History dan National Geographic pun kerap menjadi bahan referensi saya saat ngobrol dengan anak. Tapi tak hanya ngobrol secara abstrak. Karena usia Gayatri yang masih sangat muda, kadang penting untuk mix suatu konsep dengan sesuatu yang lebih kongkrit dan riil.
Jadi saat memegang es batu di dapur (misalnya) saya bisa cerita panjang tu…. tentang zaman es lah, tentang dinosaurus, dll. Gayatri sambil memegang es, atau mainan berbentuk hewan. Hal ini akan merangsang sensoriknya sekaligus juga menambah kosa katanya.
Kalau untuk motorik, ya seperti yang saya sebutkan di awal, menyanyi dan menari dengan video musik. Awal mula, Gayatri belajar melompat juga dari lagu senam ceria lo. Ada bagian liriknya, “Kelinci melompat ke kanan dan ke kiri, kelinci melompat ke sana dan ke mari…. Lompat! Yayayayaya…. yayayayayaya….”
Dengan demikian anak tetap aktif secara fisik dan tetap belajar aktivitas sosial (bersama orang tua) saat screen time.
4 . Orang tua menjadi contoh
Last but not least, menjadi penonton yang bijaksana tentunya harus dimulai dari orang tuanya terlebih dahulu. Bagaimana orang tua memilih tayangan dan berapa lama orang tua menonton televisi tentu akan memengaruhi bagaimana anak bersikap terhadap televisi.
Jika orang tua bijak, saya rasa tentu akan lebih banyak manfaat yang didapatkan dari tayangan yang bermutu dibandingkan dengan mudharatnya. Selamat kritis dan selamat memanfaatkan tekhnologi!
Demikian sharing dari saya…. Semoga sharingnya bermanfaat ya….
ponakanku umur 2 tahun udah pinter buka2 link youtube dan game. untungnya dia orang pembosan, ga sampe ketagihan main hp. hobynya mobil2an, dia suka bgt lihat mobil. kalau papanya beresin mobil, dia banyak tanya dan celotehnya. udah gitu paham bgt dg semua kondisi mobil dan acesoriesnya, mungkin krn lihat youtube kali ya…
Bener banget Mbak, orangtua harus bijak dalam memilih tontonan yah. Apalagi untuk anak. Layak apa tidak, cocok apa tidak. Sesuai umur anak dll. Masih PR banget juga ini buat saya :)
Betul banget nih. Sekarang ortu dan anak sama-sama pakai gadget jadi mengurangi komunikasi face to face.
Jadi screen time boleh-boleh saja ya mba. Asal balance dengan play time nya anak. Sekarang banyak orang tua ga membatasi screen time anak. Kadang kasihan liatnya. Matanya kan juga bisa rusak kalau kelamaan depan gadget ya.
penting banget untuk orang tua jadi contoh dan role model yaaa mba..aku juga sering diprotes anak-anak karena suruh mereka berhenti tapi aku sendiri masih bergadget riaaa
Jadi keinget yang rame sekarang tentang iklan di jam tayang film anak di tv. Dan emang iya ya Mbak, segimananya anak sudah ngadepin tayangan anak, harus tetap ada pendampingan orang tua.
Iyaa, anakku begitu umurnya lima tahun, mulai memilih channel sendiri. Tapi karena jaman dulu belum ada internet, aman lah. Karena nonton TV hanya aku ijinkan ketika kami di rumahm So far anak-anak menurut karena ada tugas dari aku yang harus dilakukannya bersama ART. Menyusun puzzle, bikin origami, dan lainnya. Meski kami tinggal kerja, anak-anak tetap aktif main di dalam dan luar rumah
Role model memang penting untuk orang tua karena anak melihatnya sebagai contoh
Bahagia selalu, Mbak
Baru aja beberapa hari yang lalu aku ikut acara KPPPA yang membahas tentang pemenuhan hak anak tang selama ini suka diabaikan, makanya pemenuhan hak anak ini jadi kewajiban bersama sebenarnya ya termasuk tayangan televisi yang layak ditonton anak
Beruntungnya Gayatri punya orang tua yang pinter, perhatian dan care banget. Duh orang tua idaman banget deh.
Aku pernah liat kutipan di mana yaa..?
Status wa gurunya anak-anak apa yaa…mengenai, “Biarlah anak-anakmu mati gaya, Bunda…karena sebenarnya mereka sedang berpikir kreatif, mau menciptakan apa dari apa yang ada di sekelilingnya…”
Setuju banget sama ini….
Iya nih. Layar gawai memang aduhai ya. Membius siapa aja. Kudu disikapi dg bijak agar ga keblabasan
Anakku ntr lg 24 bulan
Skrg masih mo 20
Huhuhu kadang galau jg mo ngasih gadget n tv wlo bentar apa g sm skali
Syukur aku udah ngejalani semua itu, anak2 mulai jarang screen , mmg orangtua yg harus kasih contoh jg ya , bukan malah dia ngelarang eh taunya dia terus yg pegang hape , gak ngajak anak main.
Mainan yg fav banget biar anti nonton tuh, legoo legoo land hahahay
Jd belajar banyak cara merawat anak yg baik.
Tp agak susah kalau orang tuanya sendiri masih sibuk dgn gadgetnya (ya apalagi yg kerjanya emg harus pakai itu ditambah kerjanya remote)
Bener kontrol orangtua itu harus. Orangtua harus berperan aktif. Kalo di rmh kami ga punya tivi tapi anak2 punya kompi dan laptop pribadi tetap aja harus diawasi
Perlu banget yah mba Screen time gitu, apalagi Internet yg informarif gak bisa dibendungi lagi, org tua lah yg memiliki peran menjaga/mengawasi anak2
Btw anaknya manis banget 😍
Bisa buat rujukan saya nanti nih, gadget efek candunya ngeriii..
Btw, saya salfok sama senyumnya si cantik, lucu bangeeettt
Beneeer mba, makin gede makin susah nyaringnya. Anak2ku udah biasa cari keyword sndiri di yutub, walaupun udah di restricted dan kontennya anak2, tapi isinya ternyata bikin aku kaget juga. Jadi skrg mereka cuma boleh nonton yutub di TV (pakai smart tv) biar aku & ayahnya bisa ikut dengerin
Gadget gak bisa dihilangkan dari tumbuh kembang anak skr cuma harus digunakan dengan wajar aja ya salah satunya pembatas itu tadi
Jadi bisa dimanfaatkan sesuai porsi masing nasing ya mba. Jangan selalu menyalahkan gadjet. Kasian jga dikambinghitamkan
Masih PR besar untuk aku ngurangin gadget. Sampai sejauh ini anak masih kooperatif kalau gadget dijadikan reward. Kalau habis iqro dan baca baru boleh pegang gadget 1,5 jam. Pengennya sih dikurangin lagi, tapi memang harus bertahap yaaa
gadget memang membius banget, deh. Pengalaman saya, selain memberi contoh juga harus mencari aktivitas pengganti yang sama atau bahkan lebih menarik dari gadget. Kalau enggak bakal sulit banget mengalihkan mereka dari gadget
Hihihii…gak nyangka nyonya malas sharingnya mantap. Bunda mah dah bebaslah ya, giliran anak2 yg memberi contoh ke anak2nya
Nah ini memang butuh disiplin dari lingkungan y mba..klo di rumah disiplin terus saat ke keluarga lain (misal Eyang / saudara lain) aturan berubah, anak jadi bingung ya..
Keponakanku sampe mengalami kasus mata juling krn kebanyakan liat gadget
duh serem ama t ya mba Ade, setuju dengan mba Ella harus dibatasi penggunaan gadgetnya semoga anak2 tetap sehat
Iya sih pesona gadget luar biasa kalo anak ga dibatasi
Aku pingin langganan televisi MNC Vision tapi takut nanti malah emaknya yg nonton film terus kayak zaman muda. Hehe. Alhasil masih pakai YouTube aja itu juga cuma dua kali nonton pas anak mau tidur. Peraturan keluarga dibatasi kayak gitu biar enggak apa-apa minta hp
Adek Gayatri kuncirnya lucu hahahah
Ya ampun liat kesayangan pada senyum gitu, bikin bahagia tak terkira ya Mba
Aku banyak belajar nih, cara merawat anak yang baik via postinganmu Mba. Pengne nyusul segera ada baby biar tambah rame!
Yang paling susah sebenernya nomor 4. Jadi contoh. Orang tua sendiri aja susah lepas, makanya anak jadi penasaran kann.. Huhuhuhu..
Huwooo sungguh artikel yang berfaedah… kok agak beda ya sama blogku. Huehehe. Kaaks, sharing dong gimana itu pembagian 1 jam-nya. Itu 1 jam udah termasuk tv dan gadget atau gimana? Hehehe.
Baru pertama kali main ke sini niih. \(w)/
Hihihi…. berfaedah tauuuk blogmu, mamak mamak setres jadi senyam senyum ingat masa muda….
Sejam all in kalau di teori, cmiiw yaaak…. tapi keriba-keribo.com pengecualian hihihi