Walaupun mungkin nasi kuning belum tentu masakan asli Indonesia (karena setahu saya, beberapa negeri tetangga kita di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Brunei juga mengenalnya), makanan ini sangat akrab di hati orang Indonesia. Sering muncul pada acara-acara perayaan dalam bentuk tumpeng. Saat ini sih, sudah banyak warung nasi yang menjualnya untuk sarapan. Biasanya dalam paketan mika atau kardus, biar gampang take away. Oiya, ngelanjutin obrolan tentang nasi kuning yang sering dipakai tumpeng tadi. Tumpeng nasi kuning biasa dipakai untuk acara-acara gembira seperti ulang tahun, tunangan atau acara-acara meriah lain. Bentuknya yang kerucut ke atas menggambarkan gunung emas. Simbol kekayaan, kemakmuran dan moral yang luhur. Berbeda dengan tumpeng nasi putih, yang berarti kesucian. Dalam adat Jawa,tumpeng nasi putih dipakai untuk upacara nujuh bulanan kehamilan atau pada saat kematian seseorang yang masih lajang. Yang terakhir disebutkan sepertinya sudah jarang sekali dilaksanakan.
“Tumpeng nasi kuning simbol kemakmuran dan moral yang luhur” via @nyonyamalas click to tweet!
Saya dan si Tuan Besar membuat nasi kuning ini ceritanya untuk ngerayain 30 bulanan kami bareng. Biar afdol, kami buat tumpeng ala-ala gitu. Untuk pelengkapnya kami pakai ayam, telur goreng, sambal goreng ati, orek tempe, sambal, perkedel tahu dan kerupuk (ga kefoto maap). Jumlah lauknya ada tujuh atau pitu (bahasa Jawa) yang berarti Pitulungan (pertolongan). Maksudnya adalah kami berdoa memohon pertolongan Tuhan, semoga ke depan tetap rukun dan happy dalam menjalankan hubungan kami. Hihihihi, sok filosofis yak… :P Kalau mau untuk sarapan aja si, apa yang ada juga bisa dipakai lauk sebenarnya…
Nhaaahhhh… kepanjangan kan jadinya ceritanya. Sekarang nomongin gimana bikinnya. Walaupun sarat nilai-nilai tradisional yang kayaknya ribet itu, kita masih bisa ngakalin cara masaknya. Tentu saja ini bukan cara masak yang pakem yak. Karena ga diaron, ga pakai beras pulut, juga ga di kukus. Soalnya ga punya dandang dan ga mau ribet seperti biasa, jadi kami pakai rice cooker. Cus!
Alat: Rice Cooker
Bahan: Beras 2 cup
Bumbu:
1. kunyit ditumbuk dan dilarutkan dalam air,
2. satu buah jeruk nipis,
3. satu batang serai ambil putihnya,
4. dua lembar daun salam,
5. santan kental 80 ml,
6. air secukupnya.
Cara Membuat:
1. Cuci bersih beras, letakkan dalam wadah. Beri perasan jeruk nipis, buang biji-biji nya. Aduk rata.
2. Masukkan larutan kunyit dalam wadah berisi beras. Biarkan terendam minimal selama 4 jam.
3. Masukkan beras dalam rice cooker, masukkan santan aduk rata.
4. Tambahkan air sampai batas ketinggian air dari beras adalah satu ruas jari. Masukkan dalam rice cooker, dan jangan lupa dinyalakan. Hihihihi, mama saya sering sekali lupa melakukan step kecil ini…
5. Angkat nasi apabila sudah masak. Yeeeee!!!
Tambahkan lauk dan nasi kuning siap disajikan :) Selamat menikmati…
Saya sering buat nadi kuning pk rice cooker tp seringnya pas udah jadi santan dan warna kuningnya hanya ada di permukaan. Semakin ke bawah semakin kayak nasi putih biasa. (Tpi gurihnya ttp merata sih), mungkin karena saya tidak direndam dulu selama 4 jam yak. Biasanya langsung cemplung2 aja. Hehehe. Okelah nanti mau coba bikin lg. Direndam dulu. Makasih infonya ya😊
Ahhh praktis banget. Aku suka yg praktis gini. Hahaha
Iyaaaaa, semua tutorial di nyonyamalas sebisa mungkin emang yang praktis mbak, kan saya malas… :P jadi ga suka yg riber2 hihihi
Nasi kuningnnya sungguh menggoda mbaa.. jadi pengen langsung amm.. hehe..
hihihihi :) masih di swedia mbak? bahan2nya gampang ditemuin ga mbak di sana?
People nolmlary pay me for this and you are giving it away!
ha, ha, model sekarang yg sukanya yg praktis ya
Betul buuu… :) tapi rasa ga kalah gurih lo bu…